Minggu, 12 April 2020

Buku Primbon Khas Jawa

Buku Primbon Khas Jawa
Buku Primbon adalah sebuah buku yang berisi hitungan-hitungan rumit tentang apa-apa saja yang dialami oleh manusia. Mulai dari watak, tanggal baik-buruk, hingga hubungan percintaan. Dalam kebudayaan Tionghoa, kita semua telah mengenal apa yang namanya dengan Feng Shui. Perhitungan rumit yang konon bisa menentukan nasib baik dan buruk ini begitu dipercayai oleh masyarakat Tiongkok, bahkan lokal Indonesia.

Selain Feng Shui yang bisa menentukan arah-arah saat membangun rumah hingga penguburan jenazah. Orang Jawa mengenal apa yang namanya sebeagai Buku Primbon dan kerap di gunakan orang jawa dalam menafsirkan sebuah kejadian baik keadaan tertentu maupun Arti Mimpi.

Di abad ke-8 para penulis Buku Primbon mengumpulkan apa-apa saja yang mereka amati hingga akhirnya tercipta buku induk yang masih digunakan hingga sekarang. Untuk mengetahui hal-hal menakjubkan dari Buku Primbon, mari simak baik-baik penjelasan tentang isi dari Buku Primbon.

Baca Juga : Togel Sidney Hari Ini Makin Populer

Beberepa Penjelasan Buku Primbon :


1. Daur Hidup Manusia Dalam Buku Primbon

Buku Primbon berisi tentang jalan kehidupan manusia dari sejak lahir masih bayi hingga dewasa. Setiap tingkatan daur hidup biasanya akan diadakan upacara-upacara tertentu. Dalam adat istiadat jawa untuk bayi yang baru lahir akan ada ritual selamatan yang disebut dengan brokohan.

Saat anak balita menginjak umur 7 bulan ada upacara pitonan dan selanjutnya ada upacara sunatan bagi yang berjenis kelamin pria pertanda anak tersebut akan menjadi remaja yang berkembang dewasa. Daur hidup selanjutnya adalah pernikahan yang dianggap sangat sakral hingga upacara sangat rumit.

Dan saat kejadian kemalangan juga masih diadakan upacara seperti selamatan almarhum atau almarhuma pada malam-malam tertentu. Hal yang terpenting dari semua ritual upacara adalah tujuannya untuk bersyukur kepada yang Maha Pencipta atas segala kelimpahan rezeki yang telah didapat selama manusia masih hidup dan mati.

2. Watak Manusia Di Tafsir Menggunakan Buku Primbon

Tabiat setiap orang bisa dilihat dari tanggal lahir mereka meski tidak sepenuhnya benar. Dalam hitungan kalender Jawa, jumlah hari tidak hanya Senin atau pun Selasa saja.

Dalam penafsiran jumlah Hari masih ada embel-embel pasaran yang jenisnya ada lima: Legi,Pahing,Pon,Wage, Kliwon. Perhitungan Kombinasi dari jumlah tujuh hari dan lima pasaran jawa menghasilkan 35 hari yang sering disebut dengan sepasar.

Misal seseorang yang dilahirkan pada hari Jumat Pon, maka watak yang dimilikinya adalah santai, bijaksana, berjiwa sosial tinggi, jujur, dan mudah beradaptasi. Itu sifat baiknya, lantas sifat buruknya adalah kurang percaya diri dan gampang terbawa arus. Anda bisa mencari sendiri watak Anda dengan melihat weton atau hari di mana Anda lahir menurut kalender Jawa.

3. Tanda-tanda Kejadian Pada Alam Juga Terdapat Dalam Buku Primbon

Kejadian alam yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung juga tidak luput dari pemantauan penerbit Buku Primbon ini. Biasanya masayarakat Jawa akan menjadikan Buku Primbon sebagai kitab untuk  meramal ketika ada kejadian alam besar. Misal gempa bumi yang terjadi di siang hari.

Maka dalam primbon akan terpampang sebuah ramalan-ramalan. Misal gempa bumi yang terjadi sebelum pukul 12 siang, merupakan pertanda kalau negeri ini akan banyak kerusuhan. Selain gempa bumi yang memang kerap terjadi di Indonesia. Kejadian alam lainnya yang sering terjadi seperti gerhana matahari dan gerhana bulan pun kerap dijadikan sebagai acuhan untuk melakukan ramalan.

Biasanya ramalan akan menunjukkan akan adanya bencana atau pandemi yang sangat menyusahkan. Dipercaya atau tidak, kadang ramalan ini banyak tepatnya.

4. Menentukan Hari Baik Dan Hari Sial Dari Buku Primbon

Pada umumnya keseharian seseorang tidak bisa di perkirakan apakah akan bernasib sial, baik atau buruk, Namun biasanya saat hari baik, acara-acara besar seperti pernikahan, membangun rumah, hingga sunatan akan banyak dilakukan.

Dengan melakukan hal-hal tersebut di hari baik, maka rezeki akan datang dengan sangat melimpah. Rumah yang dibangun juga akan membuat penghuninya jadi betah dan terhindar dari masalah. Selanjutnya, ada juga hari sial atau tidak bagus di mana setiap orang dilarang melakukan segala bentuk aktivitas besar.

Saat hari ini terjadi disarankan untuk tetap tinggal di rumah agar bisa terhindar dari hal-hal buruk. Pernikahan yang dilakukan di hari buruk akan membuat keluarga tak harmonis atau pun rezeki sangat seret. Itulah mengapa menghitung hari baik dan buruk sangat penting bagi orang Jawa. Semua hitungan ada di primbon dan tinggal mengaplikasikannya.

5. Pranata Mangsa Pada Buku Primbon

Dalam Buku Primbon terdapat pranata mangsa atau penanggalan tentang pergantian musim-musim. Orang Jawa menggunakan Primbon pranata mangsa untuk melihat kapan saja waktunya untuk bercocok tanam, waktunya nelayan melaut menangkap ikan hingga kapan saja harus waspada dan berhati-hati terhadap pergantian pada musim.

Seperti layaknya penanggalan pada umumnya, pranata mangsa juga berisi 12 bulan yang setiap musimnya berganti dan berisi penjelasan yang sangat mendetail tentang suatu hal. Penggunaan perhitungan pranata mangsa telah terjadi sejak abad ke 9 sampai ke 17 masehi.

Raja-raja di Jawa selalu berpanduan apa yang ada di dalam Buku Primbon untuk mendapatkan panen melimpah dan menghindari gagal panen serta pendemi. Di era perkembangan teknologi yang semakin modern seperti sekarang, penggunaan pranata mangsa masih digunakan meski oleh sekelompok orang saja.

Demikianlah lima hal menakjubkan yang ada di dalam Buku Primbon. Kitab ini mungkin tak begitu banyak digunakan di zaman sekarang. Tapi untuk acara-acara besar penghitungan hari baik dan buruk tetap dilakukan. Apa pun latar belakang agamanya.